Place your ads here 468x60 px
Alat Pelipat Baju, Pelipat Baju otomatis

Seandainya Kamu Tahu Hal-Hal Ini Dari Dulu

Hidup adalah proses belajar yang tidak ada habisnya. Dalam setiap momen kehidupan agan akan dikejutkan oleh pelajaran yang bisa agan ambil darinya.

hormat bendera

Jadwal Lengkap Pertandingan PON XVIII Riau

PON XVIII di Riau ini akan dilaksanakan selama 12 (dua belas) hari. Upaca pembukaan akan dilaksanakan pada tanggal 11 September 2012 dan penutupan akan dilaksanakan pada tanggal 20 September 2012.

hormat bendera

Kuli Hormat Bendera di Menara Ditertawakan

Seorang buruh bangunan yang sedang bekerja di atas menara setinggi 50 meter spontan menghentikan pekerjaannya dan memberi hormat saat Bendera Merah Putih dikibarkan. Sayangnya, aksi kuli bangunan itu justru ditertawakan peserta upacara..

LIPI

LIPI Masuk 100 Lembaga Riset Terbaik Dunia

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) masuk dalam daftar 100 besar lembaga riset terbaik versi Webometrics. LIPI masuk di urutan 99 di antara 7532 lembaga riset lain yang ada di dunia.

Mobil Listrik Buatan ITB

Institut Teknologi Bandung hari ini, Rabu, 8 Agustus 2012, mengenalkan sekaligus menguji coba purwarupa (prototype) mobil listrik buatan sejumlah dosennya.

Merokoklah sebelum Mati!

Buruh bekerja melinting rokok kretek di pabrik rokok milik PT Djarum, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (28/11/2011). Industri rokok hingga saat ini masih menjadi salah satu penyumbang pajak negara terbesar di Indonesia.

Friday, July 20, 2012

Mahasiswa UGM Ciptakan Alat Lipat, Baju Rapi dalam 11 Detik

Menyeterika dan melipat pakaian hingga rapi adalah pekerjaan yang mudah. Namun tidak semua orang bisa mengerjakannya karena akan menyita waktu dan tenaga. Tidak mengherankan, kalau sekarang orang memilih jasa laundry untuk menyerahkan pekerjaan ini.


Sekarang ini sudah ada cara cepat untuk menyeterika dan melipat baju dengan cepat dan mudah. Pelipat Baju yang diberi nama Terapsi itu adalah karya kreatif 5 mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM), yakni Nisa Salsabila Shafarudin, Nurida Khasanah, Dimas Reza Rahmana, Fitrah Pawalangi dan Ngurah Nata Baskara.

Mereka berhasil membuat alat pelipat baju yang terbuat dari bahan kertas karton duplek. Cukup dengan tiga kali melipat karton duplek, pakaian yang sudah diseterika langsung rapi seketika.

"Alat ini untuk menyetrika dan melipat baju menjadi lebih cepat, rapi dan hemat energi," kata Nisa di kampus UGM di Bulaksumur, Jumat (20/7/2012).

Menurut Nisa, bahan dasar alat pelipat baju adalah kertas karton duplek ukuran 60 x 80 cm. Kertas dipotong simetris untuk mandapatkan lipatan tiga bagian. Karton duplek bagian dalam dilapisi dengan kertas kesing. Sedangkan pelapis luar karton dibungkus kain furing.

"Karton duplek dan kertas kesing ini kita pilih karena tahan terhadap panas seterika, dan harganya pun lebih murah," ungkapnya.

Dia menjelaskan dengan Pelipat Baju Terapsi ini hanya membutuhkan waktu 11 detik untuk melipat baju. Jauh lebih cepat dari cara melipat baju pada umumnya. Tidak hanya itu, alat pelipat baju ini mampu menghemat 2/3 penggunaan listrik.

"Dari 100 usaha laundry yang kita survei rata-rata membutuhkan waktu 33 detik," katanya.

Dimas Reza Rahmana menambahkan saat ini Terapsi dijual dengan harga Rp 25 ribu/buah. Untuk produksinya, menggandeng salah satu panti asuhan di Yogyakarta.

"Yang mengerjakan 20 anak panti. Harapan kita, memberi mereka lapangan pekerjaan dan mereka pun bisa mengisi waktu luang di panti," kata Dimas.

Menurut dia, pengerjaan pesanan sesuai dengan permintaan pembeli. Kemasan juga disesuaikan dengan warna dan corak yang diinginkan pembeli. Pemilik laundry juga menyambut positif alat tersebut, namun harus disesuaikan dengan ukuran lebar meja setrika.

"Alat tersebut tengah dalam proses pendaftaran hak paten," tutup Dimas.

Sehatnya Kopi Gula Aren dari UGM


Kabar gembira bagi penikmat kopi. Tanpa mengurangi kenikmatan si hitam, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mencoba menawarkan sensasi rasa berbeda. Berlabel Sari Nira Coffee, produk olahan Rehan Abdullah ini menggunakan gula semut atau gula aren sebagai pemanis.

“Gula semutnya kami ambil dari kualitas terbaik, dari Menoreh, Kulon Progo. Sedangkan creamer-nya dari lemak nabati gandum. Adapun kopinya kami ambil jenis kopi robusta,” kata Rehan, seperti disitat dari situs UGM, Jumat (20/7/2012).

Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian UGM ini mengungkap, kopi yang satu ini memiliki cita rasa khas Indonesia dengan sensasi kopi robusta yang dipadu dengan gula aren kristal kelas premium. "Karena gulanya terbuat dari air nira sehingga tercipta rasa khas gula aren dalam setiap sajian," ungkap Rehan.

Namun, tidak hanya cita rasa gula aren sebagai keunggulannya, kopi yang satu ini bermanfaat pula untuk kesehatan. Gula aren diketahui menggandung kadar zat besi cukup tinggi dan tidak menaikkan kadar gula dalam darah sehingga cocok untuk minuman anti diabetes. “Indeks glikemiks gula aren sangat rendah dibanding dengan gula tebu,” kata pria asal Gresik itu.

Rehan bertutur, ide untuk membuat kopi gula aren muncul setelah melihat banyak anak muda yang nongkrong di kafe dan restoran cepat saji sambil menikmati kopi dengan pemanis brown sugar yang diimpor dari luar negeri. “Padahal, bahan baku brown sugar berasal dari gula semut dari Indonesia yang diolah di Singapura,” paparnya.

Berangkat dari kegelisahan itu, Rehan kemudian mencoba menghubungi para petani penyadap nira di perbukitan Menoreh, Kulon Progo, untuk diajak mengolah gula batok menjadi gula semut. “Saya pinjamkan mesin pengolah gula semut ke petani. Setiap tiga hari, saya beli produksi gula semut ke mereka,” kata anak kedua dari tiga bersaudara tersebut.

Kini gula semut tersebut dipasarkan dengan produk kopi gula aren kristal dengan merk dagang Sari Nira Cofee. Setiap cup ukuran 32 gram dibanderol Rp2.500. Bagi yang memesan khusus gula aren kristal dengan ukuran 200 gram dijual dengan seharga Rp10 ribu. “Umumnya pesanan kami kafe-kafe di Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Gresik dan Malang,” imbuhnya

Wednesday, July 18, 2012

2 Gunung Es di Greenland Cair


Sebuah pulau es berukuran dua kali Manhattan telah mencair dan patah dari wilayah Greenland Petermann Glacier. Patahan ini merupakan salah satu gletser terbesar yang menuju lautan lepas, akibat pemanasan global.

Menurut para peneliti di University of Delaware dan Service Es Kanada, Gletser Petermann adalah salah satu dari dua gletser terbesar di Greenland yang selama ini menghubungkan lembaran es Greenland besar dengan laut melalui rak es yang mengambang. Penemuan tersebut telah dikonfirmasi oleh data pengolahan ulang yang diambil oleh MODIS – Resolusi Moderat Imaging Spectroradiometer Terra NASA dan Aqua satelit.

“Es di Greenland secara keseluruhan menyusut, mencair dan berkurang ukurannya akibat dari perubahan suhu udara global,” kata Muenchow peneliti di University of Delaware seperti dilansir Sciencedaily, Rabu (18/7).
.
Muenchow menunjukkan udara di sekitar utara Greenland dan Pulau Ellesmere telah menghangat sekitar 0,11 – 0,025 derajat Celcius per tahun sejak 1987. “Northwest Greenland dan timur laut Kanada mengalami pemanasan lima kali lebih cepat dari seluruh dunia,” tambahnya.

“Karena suhu udara dan suhu laut memili efek pada gletser ini,” lanjutnya.

Kapal Penjaga Pantai Kanada Henry Larsen dijadwalkan melakukan perjalanan ke Selat Nares dan Fjord Petermann musim panas ini untuk mengumpulkan data tambahan. Data ini akan menyediakan para ilmuwan tentang kondisi arus laut, salinitas, dan data es – ketebalan pada interval yang lebih baik.

Yayasan Buddha Tzu Chi Bantu Renovasi Rumah Prajurit Yonif 100


Yayasan Buddha Tzu Chi membantu renovasi rumah prajurit Yonif 100/Raider Kodam I BB. Serah terima bantuan dilaksanakan Selasa (7/10) di Mako Batalyon 100/Raider, Namu Sira-sira oleh Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Mujianto kepada Pangdam I BB yang diwakili Kasdam I BB Brigjen I Gede Sumertha.

Pangdam I BB dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Brigjen I Gede Sumertha menyebutkan, kondisi perumahan prajurit Yonif 100/Raider memang sudah tidak layak huni, namun terus diupayakan untuk perbaikan, tetapi akibat keterbatasan anggaran belum terealisasi. 

“Dengan adanya bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi, sangat dirasakan manfaatnya. Bantuan tersebut akan dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dikelola secara transparan dan akuntabel. Renovasi bangunan langsung dilaksanakan,” kata Gede Sumertha.

Disebutkan, perumahan prajurit tersebut dibangun tahun 1968 dengan semi permanen. Dengan adanya bantuan pembangunan ini, TNI sangat terbantu. Bantuan ini sangat dirasakan ketulusannya dan tanpa mengharapkan pamrih. Pengerajaan bangunan akan dilaksanakan oleh prajurit TNI.

Pangdam juga berharap dengan terealisasinya renovasi rumah menjadi layak huni ini diharapkan menambah semangat prajurit dalam berlatih dan melaksanakan tugasnya, harus menjadi prajurit yang handal. Rumah yang ditempati juga dapat dipelihara dengan baik.

Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Mujianto menyebutkan, pihaknya telah banyak membantu berbagai pihak tanpa mengharap pamrih. Organisasi ini berdiri tahun 1966 terdaftar di PBB dan kini ada di 52 negara. Membantu masyarakat tanpa memandang suku, agama dan ras, menolong orang yang menderita. “Dengan berbagai bantuan yang diberikan, diharapkan cinta kasih terus menyebar untuk mendorong orang-orang yang menderita,” katanya.

Khusus rehab rumah prajurit yang dilakukan ini, kata dia, ada 12 rumah yang dibantu. Bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian dan masing-masing merupakan bagian dari masyarakat.

Tahun 2013, Mahasiswa Hanya Bayar SPP


Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Djoko Santoso mengatakan, mulai tahun 2013 mendatang, para mahasiswa di perguruan tinggi negeri (PTN) hanya akan dibebankan biaya SPP. Biaya lainnya telah ditutupi oleh dana Bantuan Operasional (BO) PTN.

"Kami sedang merancang, menghitung semuanya. Kami optimistis bisa terealisasikan mulai 2013," kata Djoko kepada para wartawan, di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Senin (16/7/2012) malam.

Djoko menjelaskan, selama ini negara selalu menerima sekitar Rp 12 triliun setiap tahunnya dari hampir semua PTN. Dana tersebut masuk dalam kategori Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Setengah dari jumlah tersebut berasal dari tujuh Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN). Dan sisanya, sekitar Rp 6 triliun merupakan akumulasi dana yang diperoleh dari mahasiswa, mencakup biaya pendaftaran, SPP, sumbangan pembangunan gedung, hibah penelitian, dan lain-lain, yang berasal dari puluhan PTN.

"Perhitungan kami soal PNBP itu sekitar RP 12 triliun. Setengah dari jumlah itu telah ditutup oleh mahasiswa di puluhan PTN," ujarnya.

Pemerintah sendiri, ungkap Djoko, tahun ini telah menggelontorkan dana BO PTN hampir mencapai Rp 1,5 triliun. Tahun depan, pemerintah akan meningkatkan jumlahnya sekitar Rp 3,5 triliun melalui APBN 2013.

"Saya pikir sudah cukup menutupi, maka tahun depan semua mahasiswa hanya bayar biaya SPP saja," ujarnya.

Sama halnya dengan dana bantuan operasional di jenjang pendidikan dasar dan menengah, BO PTN juga digunakan untuk menutupi biaya operasional pendidikan tinggi. Biaya-biaya itu di antaranya, pengembangan dan pemeliharaan sarana serta prasarana, gaji tenaga honorer, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan perkuliahan.

Kebijakan mengenai BO PTN telah diatur Undang-Undang Pendidikan Tinggi (UU Dikti) yang baru disahkan akhir pekan lalu dalam sidang paripurna DPR. UU ini awalnya bernama UU PT (Perguruan Tinggi), tetapi dengan alasan untuk mencakup sasaran yang lebih luas, maka UU tersebut kemudian berubah nama menjadi UU Dikt

Atasi Kesulitan Air, UGM-Kemenristek Pasang Pompa Surya


Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bersama Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) memberikan solusi bagi daerah sulit air berupa teknologi sederhana, ramah lingkungan, dan biaya murah, yaitu pompa surya. Pompa yang memanfaatkan energi matahari ini mampu mengalirkan air ke daerah-daerah kering, seperti Gunung Kidul.



Pembangunan pemasangan pompa surya ini ditandai secara simbolis dengan penyerahan pompa oleh Asisten Deputi Iptek Masyarakat Kemenristek Momon Sadiyatmo kepada wakil Bupati Gunung Kidul Imawan Wahyudi, dalam acara sosialisasi program pemasangan pompa surya di Balai Desa Purwodadi, Tepus, Gunung Kidul, kemarin. Penyerahan pompa surya tersebut disaksikan Wadek Bidang Kemahasiswaan, Penelitian dan Kerjasama Fakultas Teknik UGM Jamasri, Kepala Satker PAM PU DIY Hardjono Sudjanadi, serta Kepala Desa Purwodadi Suprihatin.

Peneliti energi terbarukan Ahmad Agus Setyawan mengatakan, teknologi pompa surya sangat cocok untuk diterapkan di daerah terpencil yang kesulitan air. Meski mudah dalam instalasi dan perawatan, namun butuh transfer pengetahuan ke masyarakat agar bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan. “Inilah tantangannya untuk menerapkan ilmu yang pro rakyat,” kata Agus, seperti disitat dari laman UGM, Rabu (18//7/2012).

Dalam pemasangan pompa surya ini, Agus mengungkapkan, pihaknya menggandeng mahasiswa KKN PPM. Selanjutnya selama dua bulan, mahasiswa bersama masyarakat akan memasang dua pompa dan 32 panel surya agar bisa mengangkat sumber air yang berada di sekira tiga kilometer dari rumah penduduk.

Asisten Deputi Iptek Masyarakat Kemenristek Momon Sadiyatmo menyatakan, program pemasangan pompa surya ini sudah direncanakan sejak satu tahun lalu. Kegiatan penyediaan air minum untuk daerah sulit air ini salah bentuk program spesifikasi lokasi (speklok) Kemenristek yang bersinergi dengan perguruan tinggi. “Lewat UGM, teknologi ini akan kita terapkan juga di Aceh dan NTB,” ujar Momon.

Sementara itu Wakil Bupati Gunung Kidul Imawan Wahyudi memaparkan, teknologi penyediaan air minum masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan Gunung Kidul yang mayoritas daerahnya masih mengalami masalah sulit air. Umumnya sumber air berada di kedalaman 100 meter di bawah tanah karst. “Bantuan air di Gunung kidul itu ibarat seperti bantuan emas. Air itu segala-galanya di sini,” ungkap Imawan.

Senada dengan Imawan Kepala Desa Purwodadi Suprihatin menuturkan, di Purwodadi sendiri terdapat 2.000 KK atau 8.000 jiwa yang mayoritas bekerja sebagai petani. Permasalahan yang umumnya dihadapi masyarakat selalu sama, yakni kesulitan mendapatkan air minum. “Tandon air hujan sudah habis. Mulai Mei, kami mulai membeli air. Untuk satu tangki berisi 5.000 liter kita beli dengan harga Rp80 ribu,” beber Suprihatin.

Dia berharap, dengan adanya bantuan pemasangan pompa surya ini bisa mengurangi beban ekonomi masyarakat. Tidak hanya memenuhi kebutuhan minum, tapi bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian.

Monday, July 16, 2012

Mahasiswa Malang Ciptakan Vaksin Anti Diabetes


Enam mahasiswa Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, berhasil menciptakan diabevaksin. Vaksin yang ditujukan untuk menangkal penyakit diabetes ini telah diujicobakan di laboratorium terhadap tikus. "Hasilnya, indikator kerusakannya turun," kata Makhyan Jiblil Al Farabi, Jumat, 13 Juli 2012.

Vaksin ini diciptakan bersama Agustin Capriati, Laili Fitri Ni''amita, Annisa Maulidia Mahdi, Sri Ratna Widyati dan Fetero Negeo. Penelitian ini dilakukan beberapa bulan dengan biaya pemerintah sebesar Rp 10 juta. Kini mereka tengah mengajukan hak paten atas vaksin temuannya.

Vaksin berbahan AGE BSA protein terglikasi KLH, yakni bahan diambil dari moluska ini tengah dilakukan penelitian terhadap kultur manusia. Selanjutnya, akan diproduksi secara massal bekerja sama dengan perusahaan farmasi. "Kemungkinan dipasarkan Biofarma 2018 hingga 2020 mendatang," ujarnya.

Diabevaksi, menurut Makhyan, bisa disuntikkan kepada anak usia 6-10 tahun. Usia tersebut dianggap paling ideal untuk kekebalan tubuh karena sistem imunitas tubuh telah berkembang, sehingga anak yang mendapat vaksinasi akan terlindungi seumur hidup. Vaksinasi membuat seseorang tak membutuhkan pengobatan saat kondisi tubuhnya terserang diabetes.

Kementerian Kesehatan memperkirakan pada 2020, jumlah penderita diabetes mencapai 7 juta jiwa. Penyebabnya, pola makan yang salah serta kurang olahraga. Apalagi masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dalam jumlah besar dan minum dengan kandungan gula tinggi. Zat yang terkandung dalam gula dan bahan pangan itu menjadi penyebab diabetes.

"Vaksinasi akan memperkuat antibodi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Menekan kematian akibat diabetes," ujarnya. Vaksin ini, katanya, juga akan dikembangkan dengan ekstrak jamur tiram yang berkhasiat untuk memulihkan pangkreas yang rusak. Sebab, penderita diabetes juga mengalami kerusakan pada pankreasnya.

Ekstrak jamur tiram ini bisa memulihkan pankreas secara bertahap. Pankreas, katanya, bisa ditambal hingga pulih. Atas penelitian ini, mereka mendapat medali emas dalam Pekan Ilmiah Nasional ke 25 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Thursday, July 12, 2012

Anggrek Berbunga Mini Ditemukan di Kalimantan


Peneliti anggrek dari Kebun Raya Purwodadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Destario Metusala, kembali menemukan spesies baru anggrek.

Spesies yang ditemukan ini bernama Dendrobium mucrovaginatum Metusala & J.J.Wood. Jenis ini dikoleksi oleh tim peneliti Kebun Raya Purwodadi di wilayah Kalimantan Barat pada tahun 2006.

"Salah satu keunikan bunga ini adalah ukurannya yang mini. Diameternya hanya kurang lebih 1 cm. Rata-rata anggrek berdiameter 5 cm, kalau yang besar bisa sampai 10 cm," ungkap Destario.

Karakter unik lain adalah ujung pelepah daunnya yang memiliki tonjolan sempit memanjang berujung runcing. Sifat inilah yang membuat anggrek ini memiliki nama spesies "mucrovaginatum".

"Yang juga unik adalah karakter bibir bunganya yang memiliki 3 kalus sejajar permukaannya. Sementara bagian ujung bunganya membelah membentuk dua ruang," urai Destario saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/7/2012).

Bagian pangkal kelopak samping dan bibir bunganya termodifikasi membentuk tabung memanjang yang berisi cairan nektar. Diduga, modifikasi ini memungkinkan serangga polinator yang menghisap cairan nektar sekaligus memindahkan pollinia (benang sari) ke stigma (putik), membantu reproduksi bunga.

D. mucrovaginatum mulai disadari merupakan spesies baru setelah tim peneliti dari Kebun Raya Purwodadi menumbuhkan spesimen dari spesies tersebut dan melihat karakteristik bunganya.

Identifikasi dilakukan lebih lanjut dengan melihat lebih detail karakter organ vegetatif dan generatif bunga. Selanjutnya, hasil identifikasi dibandingkan dengan karakter bunga lain yang berkerabat dekat.

Sosok D. mucrovaginatum tumbuh merumpun dan dapat mencapai tinggi 30 cm. Batang bagian atas memiliki diameter 1 mm dan menggembung di bagian pangkal bawahnya sebagai tempat penyimpan cadangan makanan.

Destario mengatakan, anggrek jenis baru ini berpotensi menghasilkan anggrek hibrida yang berpotensi bisnis. Ada dua karakteristik D. mucrovaginatum yang dinilai bagus, yakni sifat bisa berbunga tanpa mengenal musim serta ukuran bunga yang mini.

"Kita nanti bisa melakukan persilangan untuk mendapatkan anggrek hibrida yang berukuran besar dan berwarna mencolok tetapi bisa berbunga sepanjang tahun," ungkap Destario.

"Bunga yang mini juga menarik. Kita juga bisa mengembangkan berbagai anggrek mini. Ini potensial. Tanaman ini cuma sebesar rumput. Dengan keterbatasan lahan seperti di Jakarta misalnya, kita bisa kembangkan anggrek yang cocok ditumbuhkan di apartemen-apartemen," tambah peneliti yang aktif menekuni taksonomi anggrek ini.

Hasil temuan Destario dipublikasikan di jurnal Malesian Orchid Journal Vol. 10 pada bulan Juli 2012, bersama spesies Cleisocentron kinabaluense yang juga ditemukan Destario sebelumnya. Kalimantan diketahui memiliki 1800 nama taksa anggrek. Hampir setiap tahunnya, spesies baru selalu ditemukan di pulau itu.

Wednesday, July 11, 2012

Dengan Mangga, IPB Raih Penghargaan Internasional

Empat mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mengukir prestasi dunia dengan menjadi runner up dalam kompetisi antarbangsa mengenai teknologi pangan di Amerika Serikat.

Kepala Humas IPB Ir. Henny Windarti menjelaskan, IPB diwakili oleh tim mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi (ITP) Fakultas Teknologi Pangan, yang terdiri atas empat orang. Keempat wakil dari IPB itu, yang diberi nama "Tim Mangnut" (Mango-nuts), terdiri atas mahasiswa semester VI, yaitu Berlian Purnama Sari sebagai ketua dan beranggotakan Akhmad Fahmi Hikmatiyar, Brian Naranathan, dan Erydhatirti Diah Pramesti. Para mahasiswa IPB itu berlaga pada kompetisi bertajuk "Developing Solution for Developing Countries" yang diselenggarakan oleh Institute of Food Technologists (IFT) pada 28 Juni 2012 di Las Vegas, Amerika Serikat.

Ia menjelaskan, tim IPB terpilih sebagai salah satu finalis yang diundang oleh IFT ke Las Vegas bersama-sama dengan dua tim lainnya dari Universiti Putra Malaysia (dengan produk Vit-A-Go) dan Universitas Brawijaya Malang (Stift Oorrid Mango) untuk mengikuti babak final di hadapan tim juri. "Pemilihan finalis berdasarkan tahap seleksi praproposal yang sangat ketat yang diajukan oleh tim mahasiswa dari seluruh dunia, baik mahasiswa sarjana maupun pascasarjana," kata Henny, Minggu (8/7/2012).

Dalam lomba, finalis harus memaparkan penelitiannya di depan tim juri yang terdiri atas enam orang dari wakil akademisi dan praktisi industri pangan di Amerika Serikat. Para juri adalah adalah Sajid Alavi (Kansas State University), Joseph M Awika (Texas A&M University), Betty Bugusu (Purdue University), Luiz Fernadez (Vice President Global Aplication, Tate & Lyle), dan Thomas Nack (Senior Scientist General Mills).

Kudapan berbasis mangga

Tim IPB yang diketuai oleh Berlian Purnama Sari memilih tema tentang "Mangnut (Mango-nuts): Local Based Healthy Snackbar for Children of Kenya", yaitu konsep produk kudapan berbasis buah mangga lokal untuk target konsumen anak-anak kurang gizi di Kenya.

Mangnut dibuat dari buah mangga varietas Kent yang difermentasi terlebih dahulu, kemudian diformulasikan dengan kacang tanah, kacang kedelai, mentega, dan gula. Produk kemudian dibentuk seperti snackbar atau produk snack berbentuk batang dengan konsep one portion sizing dan dibungkus dengan aluminium foil. Produk Mangnut mengandung makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronurien (vitamin A, vitamin C, zat besi).

Dalam sesi paparan dan diskusi, produk Mangnut ini dipuji tim juri sebagai innovative and novel product serta berpotensi untuk dikembangkan di Kenya. Salah satu alasannya, kandungan gizi Mangnut dapat membantu mengatasi masalah kekurangan gizi di negara itu. Alasan lain, Mangnut juga dapat diproduksi dengan biaya dan investasi yang murah, sehingga layak diproduksi oleh industri kecil sesuai dengan kondisi perekonomian di Kenya.

Sementara itu, dosen IPB Dr. Feri Kusnandar yang ikut mendampingi tim ke Las Vegas menjelaskan bahwa tim Mangnut ITP-IPB berhasil menduduki peringkat kedua pada kategori tim internasional. Juara pertama diraih oleh tim Universiti Putra Malaysia yang beranggotakan dua orang mahasiswa program doktor dan empat orang mahasiswa program master. Adapun posisi ketiga ditempati oleh tim Universitas Brawijaya (Unibraw) yang beranggotakan tiga orang mahasiswa S1.

Untuk kategori tim domestik, pemenangnya adalah Washington State University & University of Idaho. Tempat kedua direbut oleh Virginia Polytechnic Institute and State University dan posisi ketika oleh University of Massachusetts.

Pada tahun-tahun sebelumnya, tim-tim dari IPB dan Unibraw juga berhasil meraih penghargaan tertinggi pada ajang yang sama. Tahun lalu Unibraw menjadi juara kategori internasional berkat produk "Iron-Rich Instant Noodle". Pada 2010, dua tim dari IPB menyabet juara dan tempat kedua berkat produk "Crantz Flakes" dan "Zuper".

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More