Eastman
Kodak Co., atau dikenal dengan sebutan Kodak, dulu dikenal sebagai salah satu perusahaan
peralatan fotografi terkemuka di dunia. Kini, Kodak jatuh bangkrut setelah
gagal beradaptasi dengan kemajuan teknologi di tengah populernya kamera digital
dan ponsel pintar berfitur kamera.
Menurut kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan di Kota New York pada Rabu waktu setempat. Di AS, perusahaan yang jatuh bangkrut berhak mengajukan perlindungan pailit ke pengadilan, sesuai peraturan yang dikenal sebagai Chapter 11, agar tidak sampai dilikuidasi.
Selanjutnya pengadilan akan menentukan apakah perusahaan yang bangkrut ini, sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak kreditur, bisa diselamatkan melalui penjualan aset atau restrukturisasi korporat.
"Dewan direktur dan seluruh tim senior manajemen yakin bahwa ini adalah langkah yang diperlukan dan tindakan yang benar demi masa depan Kodak," kata Ketua Dewan Direksi dan Ketua Eksekutif Korporat Kodak, Antonio Perez. Untuk dapat bertahan, Kodak mengungkapkan telah mendapat pinjaman berjangka 18 bulan dari Citigroup sebesar US$950 juta.
Didirikan 130 tahun lalu, perusahaan Amerika itu pernah merajai industri peralatan fotografi - seperti penjualan kamera dan film. Bahkan Kodak pula yang memperkenalkan teknologi kamera digital.
Namun, teknologi itulah yang lambat laun menghantam bisnis Kodak, yang selama dekade 1980an hingga 1990an sudah merasa nyaman sebagai pemain nomor satu industri fotografi. Konsumen kini sudah meninggalkan pemakaian film - yang menjadi bisnis inti Kodak - dan sejumlah kompetitor mengembangkan produk kamera digital. Apalagi kini muncul teknologi ponsel pintar, yang dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi.
Dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan Kodak pun terus menurun tajam. Dulu mempekerjakan lebih dari 60.000 orang di mancanegara, Kodak kini hanya memiliki sekitar 7.000 pekerja. Kalangan media massa beberapa hari lalu sudah memperkirakan bahwa Kodak terancam jatuh bangkrut.
Manajemen Kodak sempat menyatakan akan fokus ke industri percetakan dan produk konsumen lain. Namun strategi itu gagal. Kini, demi bertahan hidup, Kodak berupaya mengandalkan penjualan sekitar 1.100 hak paten teknologi produk fotografi.
0 comments:
Post a Comment