Jumlah gempa di Amerika Serikat (AS) beberap waktu terkahir semakin meningkat.
Hasil penelitian para ahli menunjukkan, gempa ini terjadi akibat ulah manusia. Penelitian itu menunjukkan, gempa di dekat pembuangan limbah air bawah tanah dari pengeboran minyak dan gas, ternyata menyebabkan patahan geologi bergeser. Rata-rata gempa yang terjadi berkekuatan 3,0 pada skala Richter (SR).
Gempa ini terjadi di bagian tengah AS, termasuk Arkansas, Kolorado, Oklahoma, New Mexico, dan Texas. Menurut ilmuwan di US Geological Survey (USGS), rata-rata jumlah gempa yang ada meningkat enam kali lipat sejak abad 20.
Seperti diwartakan Straits Times, Kamis (19/4/2012), penelitian para ilmuwan ini tak secara gambling mengaitkan peningkatan aktivitas gempa dengan hydraulic fracturing (HF), aksi yang melibatkan memompa air dan bahan kimia ke bawah formasi batuan, untuk mengekstrak gas dan minyak.
Namun, limbah air yang muncul dari aksi ini memang berperan dalam memicu pergeseran patahan geologi dan menyebabkan gempa.
Hasil penelitian ini seakan 'membenarkan' isu yang beberapa waktu lalu ramai dibicarakan di dunia maya, yang menyatakan gempa yang mengakibatkan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 silam, adalah hasil rekayasa senjata thermonuklir AS yang diujicobakan.
Pada forum di Kaskus ditulis, M Dzikron AM, dosen Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung (Unisba) menjelaskan hipotesa tentang hal ini.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), beberapa kali mengubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India.
Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak seperti tsunami Aceh 2004.
Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat. Kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam. Sebaliknya, mayat-mayat hitam juga nampak setelah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
Kapal-kapal perang AS berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh selama beberapa bulan setelah tsunami. Tindakan itu kabarnya bukan sekadar memasukkan bantuan, namun juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
Ditemukan pula sampah nuklir dua bulan pascatsunami di wilayah Somalia, yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia. Sayang, benar atau tidak dugaan itu, hingga kini belum bisa dibuktikan.
0 comments:
Post a Comment