MAMUJU: Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir (Bapeten) Khoirul Huda menyampaikan, kandungan Uranium di Kabupaten Mamuju tertinggi di Indonesia.
"Hasil penelitian yang telah kami lakukan selama ini cukup mengejutkan. Ini karena semenjak Bapeten melakukan penelitian di Indonesia, ternyata potensi Uranium di Mamuju adalah daerah tertinggi radioaktivitasnya dari kandungan Uraium di beberapa provinsi di Indonesia," kata Khoirul Huda di Mamuju, Sabtu.
Khoirul mengungkapkan, Kabupaten Mamuju saat ini adalah daerah yang paling tinggi radioaktivitasnya yang ada di Indonesia. Laju dosis radioaktivitas di Mamuju sama dengan wilayah Pocos de Caldas Brazil yakni ~250 nsv per tahun.
Menurut Khoirul Huda, dalam penelitian yang dilakukan berdasarkan data pemetaan radioaktivitas lingkungan yang dilakukan oleh BATAN, secara umum kondisi radioaktivitas lingkungan di Mamuju berada pada tingkat di atas normal.
Dia mengatakan, potensi paling tinggi di Mamuju ditemukan di wilayah bukit Desa Takandeang Kecamatan Tapalang sekitar 40 kilometer dari kota Mamuju. "Tinggi radioaktivitas di desa tersebut berkisar antara 2000-3000 nsv per jam. Sementara di wilayah perkotaan berkisar antara 200 nsv per jam," ungkapnya.
Walau demikian, kata dia, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi ini karena ada beberapa pendekatan yang akan dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah sebagai solusi yang harus ditindaklanjuti.
Misalnya pemerintah daerah harus membuat perencanaan infrastruktur yang memungkinkan agar bisa menghidari radioaktivitas yang tinggi. Tingginya radiasi radioaktivitas memang bisa menimbulkan dampak yang serius terhadap tubuh. "Umumnya jika radioaktivitas tinggi maka berpotensi adanya kandungan uranium. Ini juga menandakan pasti ada sesuatu kandungan yang berharga di dalamnya," katanya.
Sementara itu, Nurdin Ashat, yang juga peneliti tambang mengatakan, bahwa potensi uranium bukan hanya di daerah Tappalang, namun juga potensi uranium di kecamatan lainnya. "Titik uranium tidak hanya di Desa Takandeang, Kecamatan Tapalang namun juga terdapat di Desa Belang Belang, Kecamatan Kalukku, sekitar 30 kilometer dari Kota Mamuju dan di Kecamatan Tobadak sekitar 100 kilometer dari Kota Mamuju.
"Setelah kami melakukan penelitian tambang di Mamuju, potensi uranium ditemukan di Mamuju, namun dianggap tidak berbahaya, karena sifatnya hanya sebagai bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga nuklir," katanya.
Sehingga dia meminta Bepeten segera meneliti titik potensi kandungan uranium di Kecamatan Kalukku dan Kecamatan Tobadak itu. "Pihak Bapeten harus melakukan kajian di kecamatan lain yang dianggap menyimpan kandungan Uranium," pungkas Ashat
0 comments:
Post a Comment