Rencana kenaikan BBM 1 April, disikapi Organisasi Angkutan Umum Daerah
(Organda) Kabupaten Bogor yang akan melakukan aksi mogok sebagai bentuk
kekecewaan mereka atas kebijakan tersebut. Penegasan itu disampaikan
Wakil Ketua Organda Kabupaten Bogor, Wawan Gumelar.
“Berdasarkan hasil rapat di Bandung, kami Organda dan pengusaha angkutan umum dan bus se-Jabar, Banten dan Jakarta sepakat mogok beroperasi satu hari. Sedangkan pelaksanaannya masih menunggu kordinasi dari dewan pimpinan Provinsi Jawa Barat,” ujarnya Rabu.
Kenaikan BBM, dinilai hanya menyengsarakan rakyat. “Kalau BBM naik, kami juga harus menaikkan tarif. Nah kalau tarif angkutan terlalu tinggi, masyarakat ogah naik angkot dan lebih memilih membeli motor sebab ongkos angkutan mahal.” tambahnya.
Dinas Lalulintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor bersama dinas terkait dan Organda menggelar rapat antisipasi kenaikan tarif. “Kami tak ingin mendahului. Namun, pihak DLLAJ sudah mempersiapkan tarif baru jika BBM benar-benar naik. Intinya semua sepakat dengan kenaikan tarif baru yang kami bahas,” terang Teknik Angkutan dan Terminal DLLAJ, Supriyanto.
Kenaikan tarif angkutan umum di Kabupaten Bogor diperkirakan mulai sebelas hingga 44 persen dari tarif yang berlaku saat ini. “Skenarionya sangat tergantung dari kenaikan tarif tersebut,” tuturnya. Sampai saat ini, pihaknya belum akan menyampaikan kepada publik mengenai tarif angkutan umum yang baru. Karena, sampai saat ini belum ada kejelasan berapa jumlah kenaikan BBM.
Dia juga menyebutkan, pemerintah berencana memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada pengusaha angkutan. Bantuan tersebut untuk mengganti pembayaran pajak kendaraan 2012. “BLT juga untuk biaya perawatan kendaraan guna memberi kenyamanan bagi penumpang. Dengan syarat, mereka harus memiliki surat kelengkapan kendaraan dan rekening bank,” kata Supriyanto.
Bantuan yang akan diberikan pemerintah itu besarannya bervariatif. Angkutan kota akan menerima Rp2 juta, bus sedang menerima Rp7 juta, dan bus besar akan mendapatkan BLT Rp11 juta. “Baru perencanaan, ini akan terealisasi jika BBM benar-benar naik,” jelasnya.
Rencana pemerintah ini dinilai aggota Komisi B DPRD Kabupaten Bogor Taufik Hidayat tidak tepat sasaran. Menurutnya, tujuan pemberian BLT membantu rakyat miskin. Sebab itu, BLT bagi pengusaha angkutan jangan jadi prioritas. “Lebih elok jika BLT diberikan kepada warga. Tapi kalaupun itu sudah kebijakan, tentunya harus diiringi dampak yang positif bagi masyarakat,” tukasnya
“Berdasarkan hasil rapat di Bandung, kami Organda dan pengusaha angkutan umum dan bus se-Jabar, Banten dan Jakarta sepakat mogok beroperasi satu hari. Sedangkan pelaksanaannya masih menunggu kordinasi dari dewan pimpinan Provinsi Jawa Barat,” ujarnya Rabu.
Kenaikan BBM, dinilai hanya menyengsarakan rakyat. “Kalau BBM naik, kami juga harus menaikkan tarif. Nah kalau tarif angkutan terlalu tinggi, masyarakat ogah naik angkot dan lebih memilih membeli motor sebab ongkos angkutan mahal.” tambahnya.
Dinas Lalulintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor bersama dinas terkait dan Organda menggelar rapat antisipasi kenaikan tarif. “Kami tak ingin mendahului. Namun, pihak DLLAJ sudah mempersiapkan tarif baru jika BBM benar-benar naik. Intinya semua sepakat dengan kenaikan tarif baru yang kami bahas,” terang Teknik Angkutan dan Terminal DLLAJ, Supriyanto.
Kenaikan tarif angkutan umum di Kabupaten Bogor diperkirakan mulai sebelas hingga 44 persen dari tarif yang berlaku saat ini. “Skenarionya sangat tergantung dari kenaikan tarif tersebut,” tuturnya. Sampai saat ini, pihaknya belum akan menyampaikan kepada publik mengenai tarif angkutan umum yang baru. Karena, sampai saat ini belum ada kejelasan berapa jumlah kenaikan BBM.
Dia juga menyebutkan, pemerintah berencana memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada pengusaha angkutan. Bantuan tersebut untuk mengganti pembayaran pajak kendaraan 2012. “BLT juga untuk biaya perawatan kendaraan guna memberi kenyamanan bagi penumpang. Dengan syarat, mereka harus memiliki surat kelengkapan kendaraan dan rekening bank,” kata Supriyanto.
Bantuan yang akan diberikan pemerintah itu besarannya bervariatif. Angkutan kota akan menerima Rp2 juta, bus sedang menerima Rp7 juta, dan bus besar akan mendapatkan BLT Rp11 juta. “Baru perencanaan, ini akan terealisasi jika BBM benar-benar naik,” jelasnya.
Rencana pemerintah ini dinilai aggota Komisi B DPRD Kabupaten Bogor Taufik Hidayat tidak tepat sasaran. Menurutnya, tujuan pemberian BLT membantu rakyat miskin. Sebab itu, BLT bagi pengusaha angkutan jangan jadi prioritas. “Lebih elok jika BLT diberikan kepada warga. Tapi kalaupun itu sudah kebijakan, tentunya harus diiringi dampak yang positif bagi masyarakat,” tukasnya
0 comments:
Post a Comment