Place your ads here 468x60 px

Thursday, March 29, 2012

Polusi Udara Shanghai "Berbahaya"

Tingkat polusi udara di Kota Shanghai, Cina, mencetak rekor tertinggi dalam bulan Mei ini.

Kualitas udara di kota itu sudah dua kali dikategorikan 'parah' dan 'berbahaya', sejak kategori yang sama terjadi empat tahun lalu, seperti dilaporkan wartawan BBC Chris Hogg, dari Shanghai.

Ketika polusi mencapai titik terparah, mata warga akan terasa perih dan bahkan polusi bisa dirasakan di tenggorokan.

Sebagian warga kota ini mengenakan masker untuk melindungi dari polusi udara tersebut.

Namun beberapa ahli setempat berkeras polusi udara belakangan ini akibat dari badai pasir yang menerjang Shanghai.

Mereka menolak anggapan polusi ini akibat dampak industri di sekitar Shanghai atau persoalan lingkungan lainnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, kualitas udara di kota ini membaik semenjak pemerintah memindahkan aktivitas industri berat kebagian tengah dan barat Cina, karena upah buruh setempat dianggap lebih murah.
Kenyataan ini membuktikan, bahwa meski kerusakan lingkungan itu terjadi di wilayah yang jauh dan terbelakang, dampaknya dapat dirasakan di kota-kota besar yang lebih bersih seperti Shanghai.
Walau persoalan polusi udara akibat pertumbuhan ekonomi dalam tiga dekade terakhir telah disadari oleh pejabat senior Cina, upaya perbaikan bukanlah persoalan yang gampang.
Akhir pekan ini, pejabat kota Shanghai mencoba meyakinkanwarganya bahwa air ledeng setempat aman digunakan, walau warnanya kebiru-biruan.

Para pejabat bersikeras mengatakan warna kebiruan muncul karena pemanfaatan sumber air baru yang lebih bersih.
"Itu bagian dari proses penjernihan, agar kualitas airnya tetap baik," demikian keterangan pejabat setempat yang dikutip media pemerintah.

Tetapi ini tampaknya belum bisa meyakinkan warga kota itu. Kepada surat kabar setempat, seorang warga mengatakan untuk sementara diasengaja beralih pada konsumsi air minum kemasan, sambil menunggu warna kebiru-biruan pada air ledengnya menghilang.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More