Meski mengukir prestasi, timnas angkat besi Indonesia yang berlaga di Olimpiade London 2012 terjadi belum mendapatkan gaji. Pelatih tim angkat besi Indonesia, Lukman tak habis pikir gaji selama tiga bulan periode Mei-Juli belum dibayarkan.
Tak hanya itu, para lifter dan pelatih juga belum mendapatkan akomodasi. Lukman merinci, gaji per bulan mencapai lima juta rupiah, sementara uang akomodasi sebesar Rp 185 ribu perhari.
"Kami tetap akan menagihnya karena itu memang hak kami. Selain itu, kami juga menginginkan agar pembinaan ditingkatkan,” tegas Lukman.
Mantan lifter andalan Indonesia itu itu pun jengkel dengan pola pembinaan angkat besi di Indonesia. Karenanya, ia setuju jika kinerja pemangku kebijakan juga harus ditingkatkan.
Selama ini, Lukman berpendapat, para pemegang kekuasaan olahraga Indonesia gontok-gontokan. Buntutnya, atlet menjadi korban. Padahal, angkat besi bisa menjadi olahraga menjanjikan untuk mendulang medali di Olimpiade.
"Semua harus dibenahi. Buat grand design untuk Olimpiade, Asian Games serta SEA Games,” kata Lukman.
Lebih lanjut Lukman menyebut, selama di London, keperluan tim angkat besi dibantu oleh Chef De Mission kontingen Indonesia Erick Thohir. Lifter Triyatno yang menyumbangkan perak untuk kontingen Indonesia mengungkapkan, peran Erick cukup penting dalam keberhasilan tim angkat besi.
“Selama di London, Pak Erick mensupport kami. Dia bahkan sudah ikut membantu kami selama trining camp di Cina dan Korea Selatan,” beber Triyatno.
Kontingen angkat besi berlatih di Beijing, Cina selama sebulan sejak 25 Mei hingga 25 Juni. Setelah itu training camp dilanjutkan pada 8 hingga 22 Juli di Seoul, Korea Selatan sebelum tampil di London.
0 comments:
Post a Comment