Mantan pelatih timnas Indonesia Benny Dollo menilai kiper Markus Horison tidak dapat disalahkan atas dua gol yang bersarang di gawangnya saat Indonesia menjamu Bahrain dalam laga lanjutan putaran ketiga Pra-Piala Dunia 2014 di stadion Utama Gelora Bung Karno kemarin (06/09).
Seperti yang diketahui, dalam laga tersebut timnas Indonesia menyerah dengan skor 2-0 di hadapan puluhan ribu pendukung fanatiknya. Gol-gol Bahrain dicetak oleh Sayed Dhiya Saeed pada menit ke-45 dan Ismaeel Abdullatif Ismaeel pada menit ke-72.
"Markus tidak bisa dipersalahkan, sebab kedua gol itu memang gol-gol sulit. Gol pertama bola lebih dulu mengenai tiang gawang, sedangkan gol kedua dia harus berhadapan satu lawan satu," ujar Benny.
Selain itu, Benny juga mempermasalahkan skema permainan yang digunakan oleh pelatih timnas Wim Rijsbergen terutama tentang penempatan posisi pemain seperti Boaz Solossa. Ia menilai, Boaz terlalu dipaksakan bermain di sayap kanan sehingga pemain asal Papua tersebut tidak dapat mengeluarkan performa terbaiknya.
"Kenapa dia harus dipaksakan sebagai pemain sayap. Seharusnya dia tetap di tengah. Dia sudah membuktikan hal itu ketika di tim Piala AFF di mana dia bermain sangat tajam dan efektif," ujarnya.
"Waktu di Piala AFF tim kita memiliki bentuk yang jelas, seharusnya komposisi dari tim Piala AFF itu yang dimatangkan, mengingat ada beberapa pemain seperti Firman Utina agak menurun akibat dilanda cedera. Memang ada tanda tanya besar, apa yang terjadi dengan timnas sekarang ini," ujarnya
Benny menambahkan tim Bahrain telah mempelajari permainan tim Indonesia saat melawan Iran. Ia melihat pola permainan Bahrain sangat mirip dengan pola permainan Iran saat mengalahkan Indonesia di Teheran.
"Sebenarnya Bahrain tidak terlalu istimewa, tapi mereka bermain efektif. Saya lihat cara mereka bermain banyak meniru Iran dengan lebih banyak tidak memberikan kesempatan kepada pemain Indonesia terlalu lama menguasai bola," ujarnya.
0 comments:
Post a Comment